
Revitalisasi SMK dengan Kurikulum Berbasis Kebutuhan (Demand Driven)
Revitalisasi SMK dengan Kurikulum Berbasis Kebutuhan (Demand Driven) – Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sudah memasuki tahun ketiga dan masyarakat sudah pula melihat beberapa dampak positif, seperti:
- Adanya peningkatan kebekerjaan lulusan SMK,
- Menurunnya persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK,
- Jumlah lulusan SMK yang bekerja mengalami tren kenaikan.
Revitalisasi SMK dengan Kurikulum Berbasis Kebutuhan (Demand Driven)
Mendikbud menyatakan optimismenya terhadap program Revitalisasi SMK yang secara efektif dimulai pada tahun 2017. Revitalisasi SMK mendorong penyelarasan kurikulum yang berbasis kebutuhan (demand driven). Serta kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) semakin ditingkatkan.
Penyiapan guru-guru produktif juga terus dilakukan. Penguatan kelembagaan SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi pihak 1 (LSP-P1) juga terus didorong. Sehingga tingkat kebekerjaan lulusan SMK meningkat, juga mampu bersaing di level internasional. Materi Pengembangan muatan Revolusi Industri 4.0 menjadi muatan wajib bagi sekolah penerima bantuan #RevitalisasiSMK.
Sembilan jenis muatan industri 4.0 tersebut di antaranya Augmented Reality/Virtual Reality (AR/VR), 3D Printing, Tourism Promotion, Game Development, Smart School, Internet of Things, E-Commerce, dan Kewirausahaan.
—
artikel ini disiapkan oleh Tim Komunikasi Pemerintah Kemenkominfo dan Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud