Cara Mengajari Anak Membaca – Tidak mudah memberikan keterampilan kepada anak-anak agar mereka memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Tentunya ada tahapan perkembangan yang harus diterapkan.
Beberapa keterampilan yang bisa didahulukan saat mengajari anak sehingga anak mampu membaca, menulis, dan berhitung, yaitu:
- Membaca. Orangtua dalam mencari Cara Mengajari Anak Membaca bisa dengan menunjukan gambar saja. Langkah ini merupakan cara yang paling sederhana. Bagi balita yang berada di usia emas atau rentang usia antara 3 hingga 5 tahun diharapkan sudah memiliki ketertarikan untuk membaca (dalam tanda petik) gambar, simbol, dan logo yang terdapat di sekelilingnya. Itulah mengapa anak membutuhkan daya dorong yang tinggi pada buku bergambar. Sebagai contoh, ketika anak-anak melihat gambar Ronald maka anak akan membacanya dengan “itu Mc Donald” dan lain sebagaiinya. Sedangkan pada usia 5 hingga 7 tahun, anak-anak diharapkan sudah mampu membaca pola. Dalam mengenali bentuk dan pola, anak sebaiknya sudah mampu memegang buku dengan baik serta mampu membalikkan posisi (seperti dari kiri ke kanan). Keterampilan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan keterampilan motorik anak.
- Menulis. Sebelum anak-anak dapat memegang pensil dengan baik, maka yang perlu dipersiapkan sejak awal adalah proses belajar menjumput alias memegang benda dengan telunjuk dan ibu jari. Dan sang buah hati tersebut supaya mengetahui bahwa pada setiap tulisan itu ada maknanya caranya dengan diperlihatkan berbagai buku.
- Berhitung. Konsep berhitung yang ideal agar anak-anak bisa memahami saat belajar berhitung adalah dengan konsep satu untuk satu benda (one-to-one correspondence). Oleh karena itu, sebelum mengajarkan anak menghitung satu-dua-tiga, awali dengan mengajarkan mereka membagikan satu benda untuk satu orang atau satu benda ke dalam satu lubang. Prakteknya, orangtua bisa menggunakan alat permainan congklak. Sesuai dengan catatan pada artikel kali ini – di atas sudah disebutkan bahwa mengenali simbol (termasuk angka baru) dianjurkan pada saat anak memsuki usia 4 hingga 6 tahun.
Adapun anak-anak yang mengikuti kursus membaca-menulis-berhitung (calistung), dianjurkan supaya tidak memaksa – artinya jangan memberikan kelas les pada anak di bawah usia 6 tahun. Pasalnya, rentang usia anak tersebut baru mencapai kematangan sensorik dan motorik. Dan pada usia terebut mereka baru saja mampu untuk menulis dan membaca.
Semua balita dipastikan akan mampu membaca dan menulis, namun tergantng waktu yang besar kemungkinannya berbeda-beda antara satu anak dengan anak lainnya.
Perkembangan tiap anak berbeda-beda, ada yang di usia 4 atau 5 tahun tapi sudah dapat membaca. Sebagai orangtua, Anda tidak usah merasa khawatir jika anak balita lain kok sudah memiliki keterampilan tertentu sedangkan anak balita kita kok belum?
Maka dari itu, saran terbaik – kita supaya melihat kisaran usia mereka (anak-anak), jangan pernah memaksakan kehendak, bahwa anak harus belajar membaca sejak dini. Sebab bila sebagai orangtua kita terus memaksa kepada mereka untuk membaca dan menulis padahal anak belum siap akan berdampak buruk.
Mereka akan memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan yang akhirnya akan muncul penolakan. Namun, saran ini tidak berlaku untuk anak-anak yang memang memiliki ketertarikan dalam membaca dan menulis yang sangat tinggi.
No comments: