Bumbu Rujak Ciherang Banjaran: Cita Rasa Otentik dengan Sentuhan Kecombrang—Apakah Anda sudah mencicipi kelezatan Bumbu Rujak Ciherang Banjaran? Rujaknya sendiri terbilang ikonik membawa ciri khas dari Desa Ciherang.
Sajian rujaknya menawarkan rasa autentik yang berpadu sempurna dengan aroma kecombrang atau honje, menjadikannya kuliner legendaris yang terkenal hingga luar Bandung.
Pesona Rujak Ciherang Banjaran
Rujak Ciherang berasal dari Kampung Ciherang, Desa Kiangroke, Banjaran, Kabupaten Bandung. Warung sederhananya yang berlokasi di Jalan Ciherang 81 mempertahankan konsep tradisional.
Di etalase kayu depan warung, Anda akan menemukan bumbu rujak khas dalam stoples plastik, ditemani sirup bandrek dan aneka camilan seperti opak, kacimpring, dan berondong.
foto: tribunjabar |
Bumbu Rujak Ciherang Banjaran: Cita Rasa Otentik dengan Sentuhan Kecombrang
Saat musim haji, bumbu rujak ini menjadi buah tangan favorit para jamaah asal Bandung sebagai bekal menuju Tanah Suci. Ketahanannya yang luar biasa, hingga tiga bulan di suhu ruang atau lebih lama jika disimpan di lemari pendingin, membuat bumbu ini praktis untuk dinikmati kapan saja.
Ciri Khas Rujak Ciherang
Keunikan Rujak Ciherang terletak pada penggunaan buah segar yang menyesuaikan musim, seperti mangga muda, bengkuang, kedongdong, nanas, mentimun, dan jambu air. Ubi merah menjadi tambahan khas yang memperkaya rasa.
Semua bahan segar ini disiram sambal rujak Ciherang yang menawarkan perpaduan rasa pedas, manis, dan asam yang menggugah selera.
Rahasia di Balik Kelezatan Sambal Rujak
Bumbu Rujak Ciherang menggunakan kecombrang sebagai bahan utama yang memberikan aroma khas. Bahan-bahan lainnya, seperti cabai rawit, asam jawa, gula aren, dan garam, diolah dengan metode tradisional menggunakan cobek dan ulekan batu. Proses manual ini menghasilkan tekstur bumbu yang halus dan cita rasa yang kaya.
Keistimewaan bumbu ini juga terletak pada daya serapnya yang sempurna ke dalam buah, menciptakan harmoni rasa di setiap gigitan. Selain itu, tanpa tambahan air, bumbu rujak memiliki tekstur kental dan tahan lama, hingga setahun jika disimpan di lemari es.
Kecombrang: Kunci Cita Rasa Khas
Kecombrang yang digunakan didatangkan langsung dari pemasok di Cianjur Selatan, yang harus menjelajah hutan di kawasan Cisewu, Garut. Setiap bulannya, kebutuhan honje mencapai 500 kg, menjadikannya bahan utama yang tidak tergantikan dalam menciptakan kelezatan khas Rujak Ciherang.
Metode Tradisional untuk Kualitas Premium
Proses pembuatan bumbu rujak tetap mempertahankan tradisi. Sambal diolah dengan mencampur bahan-bahan dalam kuali tanah liat, lalu diaduk hingga mencapai konsistensi ideal sebelum disiramkan ke atas irisan buah segar.
No comments: