LDII Kabupaten Melawi Dorong Inovasi Pupuk Hayati, Tingkatkan Produktivitas Petani—Mahalnya harga pupuk kimia menjadi tantangan serius bagi petani. Menjawab persoalan ini, DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Melawi mendorong penggunaan pupuk hayati berbasis bakteri sebagai solusi alternatif yang ekonomis dan efektif dalam meningkatkan hasil pertanian.
LDII Kabupaten Melawi Dorong Inovasi Pupuk Hayati (Foto: LINES) |
LDII Kabupaten Melawi Dorong Inovasi Pupuk Hayati
Ketua Bagian Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat DPD LDII Melawi, Taswadi, mengungkapkan bahwa pupuk hayati tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan.
“Kami mengajak petani beralih ke pupuk hayati. Selain lebih hemat, pupuk ini ramah lingkungan dan mampu menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang,” kata Taswadi.
Keberhasilan Pupuk Hayati pada Tanaman Hortikultura
Bersama Kelompok Tani Permata Mawang Raya, LDII Melawi telah mengaplikasikan pupuk hayati pada tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat. Hasilnya, produktivitas meningkat tajam, dan tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan penyakit.
“Bakteri seperti Rhizobium, Azotobacter, dan Bacillus sp. sangat membantu petani dalam menekan biaya produksi sekaligus menjaga hasil panen tetap optimal,” jelas Taswadi, yang juga seorang penyuluh swadaya.
Hasil Panen Menguntungkan
Pola panen harian diterapkan pada setiap bedengan, dengan rata-rata produksi mencapai 30 kilogram cabai per hari. Dengan harga jual Rp 35 ribu per kilogram di tingkat petani, keuntungan yang diperoleh cukup besar.
“Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban biaya, tetapi juga memberikan stabilitas pendapatan bagi petani,” tambahnya.
Langkah Menuju Pertanian Berkelanjutan
Penggunaan pupuk hayati dinilai sebagai solusi ekonomi yang ramah lingkungan. Selain meningkatkan efisiensi biaya, pupuk ini mampu memperbaiki kualitas tanah dan mendukung keberlanjutan agrikultur.
Melalui inovasi ini, LDII Melawi berharap petani dapat lebih mandiri, hemat, dan ramah lingkungan dalam mengelola lahan mereka. “Kami percaya bahwa langkah ini mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjadi solusi jangka panjang bagi keberlanjutan pertanian,” pungkas Taswadi.
No comments: